Bandar Togel Online: Analisa Isi Otak Bandar dari Ilmu Psikologi

  • Post author:
  • Post category:Social
expressimpress.org

Berkaca dari kasus judi togel yang menjerat tersangka FR (30 tahun), pria asal Kebumen, kita masyarakat awam menjadi tahu bahwa togel dan judi-judi lainnya akan berdampak buruk bagi masa depan para pemainnya. Kiranya, pengalaman FR ini bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semua untuk tidak sekali-kali dekat atau bahkan bermain togel atau bahkan menjadi bandar togel online. 

Belum lama ini, ada penggerebekan di rumah salah satu warga Desa Jatinegara, Kecamatan Sempor, Kebumen. Rupanya rumah yang didatangi polisi adalah rumah FR atau biasa disapa Gendut oleh warga sekitar. Tersangka FR hanya terlihat pasrah di depan sejumlah polisi. Pria bertubuh bongsor ini adalah bandar togel online yang beroperasi di wilayah Kabupaten Kebumen. 

Kasus Seorang Bandar Togel Online Kebumen Sebagai Sumber Analisa

Dari hasil pemeriksaan bandar togel online ini, didapat beberapa barang bukti seperti uang sebanyak Rp. 507 ribu, 7 lembar kertas bukti pembelian, 2 lembar kertas hasil nomor togel, dua bendel nota yang sudah terpakai, dan satu bendel nota yang belum dipakai, plus alat tulis untuk mencatat. 

Penggerebekan bandar togel online di Kebumen ini dilakukan setelah adanya laporan dari warga yang resah dengan banyaknya praktik judi togel di kawasan tempat tinggal mereka. Bahkan, kata masyarakat sekitar, praktik judi togel ini dilakukan secara terang-terangan.  Masyarakat tidak ingin praktik judi ini terus berlangsung; mereka khawatir praktik judi togel ini nantinya akan berimbas buruk pada generasi muda  di kawasan tersebut. 

Kekhawatiran masyarakat ini tentu benar adanya. Praktik judi apapun bentuknya lambat laun akan membawa dampak buruk yang tak hanya dialami oleh para bandar togel online, pemainnya sendiri, melainkan juga dapat berdampak buruk pada orang-orang terdekat dan masyarakat pada umumnya. Generasi muda atau pemuda kemungkinan besar juga dapat terpengaruh. 

Pemuda di sini dapat diibaratkan sebagai perahu kecil yang hanya bisa mengikuti arus. Anggap saja arus di sini adalah tren yang sedang nge-hits di lingkungan sekitar, dan apabila tren yang dimaksud adalah tren yang negatif seperti praktik-praktik maksiat (termasuk judi), akan ada potensi besar untuk turut mengikuti tren. Bisa saja tren negatif tersebut akan dianggap sebagai kebiasaan jika tren ini tidak segera diatasi.

Analisa Psikologi tentang Judi Togel Online

Menurut bidang ilmu psikologi, berjudi menjadi salah satu pilihan yang dinilai terbaik oleh para pemainnya. Salah satu alasannya adalah karena judi dapat cepat menghasilkan uang dalam jumlah besar. Terlebih di masa pandemi yang serba susah ini. Tak heran jika fenomena perjudian, khususnya judi togel yang didalangi oleh bandar togel, tumbuh subur hingga di kampung-kampung. Terlebih di jaman sekarang yang notabene didukung oleh kemajuan teknologi informasi. 

Bermain judi bukan tanpa risiko. Sebagian besar pemain dan bandar togel sebenarnya mengetahui risiko terburuk yang dapat dihadapinya. Modal hangus dan tak kunjung menang, misalnya, kerap dialami karena tebakan meleset. Belum lagi risiko hukum seperti yang tengah dihadapi oleh FR di atas. 

Kondisi Otak Pemain & Bandar Togel Online

sumber: medium.com

Masih bersumber dari seorang psikolog dari Unika, Semarang, beliau mengatakan bahwa dari point of view neuropsikologis, pemain togel dan bandar togel online adalah individu-individu yang memiliki masalah pada area pre-frontal cortex (bagian anatomi otak). 

Masalah ini yang membuat mereka cenderung lebih berani untuk mengambil risiko. Sebenarnya, pikiran rasional mereka masih berfungsi. Mereka sangat sadar bahwa bermain togel adalah tindakan yang ilegal dan melanggar hukum, namun kemampuan berpikir rasional mereka dikalahkan oleh dorongan atau perilaku kompulsif mereka. 

Fenomena psikologis ini juga terjadi karena adanya dukungan faktor eksternal. Salah satu contoh nyata yang benar-benar sedang kita hadapi adalah faktor lesunya perekonomian negara kita akibat adanya pandemi covid19. 

Kondisi ini memaksa warga kehilangan pekerjaan. Artinya, mereka juga tidak lagi memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan perut. Akhirnya, ada sebagian masyarakat memilih jalan instan seperti salah satunya adalah dengan bermain judi togel online atau menjadi bandar togel online. 

Mengapa bandar togel lebih senang menyasar ke masyarakat berpenghasilan rendah atau masyarakat miskin? Karena sebagian besar masyarakat dengan kemampuan ekonomi rendah lebih mudah dibujuk untuk mendapatkan penghasilan besar dengan cara mendatangi bandar togel online atau bandar togel konvensional. Apalagi di masa pandemi seperti ini yang kondisi ekonomi masyarakatnya masih sangat lesu. 

Faktor ekstern lainnya yaitu faktor kondisi lingkungan. Contoh nyatanya adalah ketika ada dorongan atau ajakan dari komunitas atau kawan dari usia sebaya; tentu seseorang akan sangat sulit untuk menolaknya. Solidaritas biasanya menjadi alasan terkuat dalam hal ini. Misal, seseorang akan cenderung mudah terjerumus apabila ia sering berada di lingkungan yang dekat dengan judi. Misal, berteman dengan bandar togel online.

Tahapan Penjudi Patologis

Dari informasi ini saja, kita semua tahu bahwa hobi atau kegemaran berjudi bisa berubah menjadi gangguan yang sifatnya patologis. Ada beberapa tahapan seorang pemain atau bandar togel online menjadi pemain judi yang bersifat patologis. 

Tahap awal: mulanya pemain atau bandar bermain sekali saja. Artinya, mereka berjudi hanya sesekali saja. Tahap ini disebut dengan istilah social gambler. Pada tahap ini, umumnya pemain ikut bermain judi karena hanya ingin lebih akrab di komunitasnya. Biasanya pada tahap ini, pemain tidak mempertaruhkan uang terlalu banyak. 

Tahap kedua: tahap penjudi bermasalah. Pada tahap ini, pemain judi mulai kerap bermain judi sebagai bentuk pelarian dari berbagai masalah yang menimpanya. Misal: masalah keluarga dan masalah pribadi. 

Tahap ketiga: pecandu judi. Tahapan ini adalah final di mana pemain judi tidak bisa lagi menahan dorongan untuk bermain judi di bandar togel online. Yang ada di pikirannya hanya satu: apapun kondisinya, ia harus memenuhi kebutuhan candunya, yaitu judi. 

Baca juga: Judi Togel: Kenapa masih Marak & Bagaimana Ketentuan Hukumnya